Skenario Perang Dunia III


Perang Dunia-3 (PD-3)
meskipun semua kita tidak
menghendakinya, dilain pihak
para penguasa yang haus
dengan kekuasaan terhadap
kawasan regional dan global
telah menciptakan benih-benih
terjadinya PD-3 dalam waktu
dekat ini.
Banyak sudah prediksi atau
ekspektasi saat terjadinya
PD-3 (peristiwa yang lebih
mengerikan dari PD-1 dan
PD-2) yang pada umumnya
diprediksi akan terjadi pada
tahun 2012. Ekspektasi
tersebut bukan tanpa alasan
sebab dapat dibuktikan secara
logis berdasarkan
perkembangan situasi politik,
militer dan pengaruh ekonomi
Global yang terjadi saat ini.
Berawal dari sebuah mega
proyek, New World Order
atau One World Goverment
atau sering diistilahkan
dengan sebutan “Globalisasi”
telah tercatat dalam program
utama negara AS dalam
Patriot Act yang merupakan
bagian UU yang paling besar
pengaruhnya di AS.


NWO/ OWG berorientasi pada
penyatuan ekonomi dunia
dalam pengaruh AS tersebut
mendapat tantangan dari
Rusia dan China sebagai
negara yang paling
diperkirakan oleh AS dan
sekutunya sebagai negara
yang dapat mempengaruhi
program tersebut berjalan
dengan segera atau tidak
sama sekali.


Potensi itu semakin nyata
tatakala erjadi perpecahan
yang terjadi dalam sidang
Dewan Keamanan PBB tentang
rencana penegakan demokrasi
di Suriah yang telah mendapat
penolakan oleh Rusia dan
China. Dalam kapasitas
sebagai negara yang paling
diperhitungkan oleh AS kedua
negara tersebut dan
“sekutunya” berpotensi
menganggu terlaksananya
program NWO/OWG.
Akibatnya  AS, NATO dan
sekutunya tidak dapat
menerima begitu saja
tantangan yang diperlihatkan
oleh Rusia dan China.
Menarik bagi kita adalah, jika
PD-3 itu terjadi dari manakah
asal terciptanya jalan menuju
PD-3? Apakah dari Libya, Iran,
Mesir, Turki, Israel, China,
Rusia ataukah dari Suriah?
Berikut ini kita dapat melihat
beberapa  ekspektasi dan
pencetus PD-3.


Program “kemanusiaan untuk
Libya” yang dlakukan oleh AS
dan NATO di Libya adalah batu
loncatan sukses yang ke
sekian kalinya diseluruh dunia.
Di lain pihak konflik  Libya
adalah kegagalan Rusia dan
China yang kesekian kalinya
menghadang laju AS dan
sekutunya. Tak heran,  kini di
Suriah sikap Rusia dan China
adalah berkomitmen saling
mengisi “kekuatan” mereka
agar potensi AS dan sekutunya
menuju cita-cita Globalisasi
sedikitnya tidak semudah yang
dibayangkan AS, NATO dan
sekutu dekat AS.
Iran, telah mengirimkan 15
ribu pasukan elit dari divisi
Quds untuk membantu
tegaknya pemerintahan Suriah
di bawah rezim Assad.
Rusia telah mengirimkan 36
kapal perang  dan 120
pesawat tempur untuk Suriah
dalam kontrak senilai $
.550.000.000, sebagaimana
dilaporkan oleh surat kabar
Kommersant (24/1), mengutip
sumber mereka pedagang
senjata  Rosoboronexport.


Tentunya pemerintah Rusia
menolak memberikan
kebenaran berita tersebut
karena sama halnya
menentang terang-terangan
embargo senjata yang
diterapkan  oleh PBB dan Uni
Eropa terhadap Suriah.
(sumber : http://www.infowars.com/russia-to-deliver-combat-jets-to-syria/).
Pasukan Suriah sendiri
diberitakan telah berada pada
posisi di perbatasan Israel.
Meskipun tujuannya adalah
untuk mengejar pasukan
pembebasan suriah (FSA)
namun posisi mereka di
dataran tinggi Golan telah
membuat Israel menyiapkan
ratusan pasukan dan menebar
ranjau-ranjau di perbatasan.
Dalam prinsip hubungan
internasional, menggelar
pasukan dalam jumlah besar
ke perbatasan negara lainnya
dapat diartikan sebagai
sebuah provokasi dan
menantang.


Turki telah didesak oleh Uni
Eropa agar dikeluarkan dari
organisasi tersebut. Turki
dianggap terlalu
memanfaatkan organisasi itu
untuk kepentingan politiknya
ketimbang ekonominya
terutama dalam memandang
Israel sebagai musuh baru
mereka, namun sebaliknya
mulai merapat ke Iran.
China, telah memberikan
signal pada AS bahwa mereka
memiliki hubungan dengan
Suriah dari era Hafiz al Assad
(ayah Bashir al Assad).  China
berpendapat, Suriah adalah
terminal dagang penting.
Tentu China tidak akan
melepas hancurnya Suriah
begitu saja karena China
melihat pemerintah Suriah
yang baru nanti adalah
berhaluan ke Barat.
Mesir, telah memperlihatkan
sikap kurang bersahabat
dengan Israel dan terindikasi
menhancurkan perjanjian
Camp David yang dirilis oleh
mantan presdien Anwar Sadat,
Jimy Carter dan Manachem
Begin (1972). Banyak
ekspektasi melihat bahwa usia
perjanjian tersebut -dikaitkan
dengan dominasi anti rezim
Hosni Mobarak- akan segara
tamat riwayatnya.


Rusia telah menegur Perancis
akibat terlalu keras dan
“berlebihan” menentang Rusia
dalam  sikapnya terhadap
Suriah. Presiden Rusia Dimitri
Medvedev sebagaimana
dilansir dalam “Breaking
News” Press TV (10/2) menulis
ukuran besar betapa
marahnya Rusia terhadap
Sarkozi yang terus mengomel
seperti Nyonya besar terhadap
pembantu rumah tangganya
yang berbuat salah.
India  dan Pakistan akan
terlibat perang rudal. India
telah mendapat pasokan
militer dari AS akan berada di
atas angin karena unggul
dalam kualitas teknologi.
Sebaliknya Pakistan akan
meminta bantuan Iran dan
China serta Rusia.
Iraq kembali bergolak.
Kelompok perlawanan yang
hancur dalam pendudukan AS
akan muncul kembali
melawan pemerintahan
bentukan AS. Kelompok
perlawanan tersebut dari
berbagai lapisan yang
bertujuan menggulingkan
pemerintahan bentukan AS.
Afghanistan kembali marak.
Kelompok Al-Qaeda dan
Taliban akan berjuang
bersama-sama mengguling
pemerintahan bentukan AS.
Setalah itu antara Talbiban
dan Al-qaeda akan terlibat
“adu jotos” . Kondisi ini jelas
memperburuk kawasan
Pakistan, Iran, Irak dan


Afghanistan sendiri.
Korea Utara jelas beraliansi
dengan Suriah.  Menurut Fidel
Castro, AS cepat atau lambat
pasti akan menyerang Korut.
Israel menduga bahwa Korea
Utara telah memberikan
bantuan penting pada program
rudal Iran dan Suriah.
Sikap Mesir kali ini lebih
memihak kepada rezim Assad
telah membuat opisisi Suriah
dan Barat sedikit kuatir
dengan Mesir. Baru-baru ini
Mesir bahkan telah
mengirimkan Dubesnya yang
baru untuk Suriah yang
memberi pesan secara implisit
kepada dunia bahwa mereka
mendukung eksistensi dengan
Suriah. Hubungan historis
penuh damai antara Mesir dan
Suriah tidak diragukan lagi.
Libya kembali bergolak
dimana pendukung setia
Khadafi akan melakukan
pembalasan.
Libanon akan membara
kembali karena Israel akan
menusuk dari Lebanon Utara
untuk melumpuhkan
perlawanan dendam melawan
Hezbollah. Setelah itu Israel
menganeksasi Suriah dengan
alasan mengurangi
determinasi Iran di kawasan
tersebut.


Organisasi Al-Qaeda
disusupkan ke Suriah untuk
melakukan sabotase dan
serangan terhadap legiun Iran
dan Rusia.
Perancis akan melakukan
peran penting di Suriah
terutama sekali adalah corong
AS dalam memberitakan
informasi dan menciptakan
kondisi sesuai “strategi
khusus” dalam rencana
penegakan Demokrasi untuk
Suriah.
Negara-negara Arab terpecah
karena tekanan dan pengaruh
kelompok Ihwanul Muslimin
yang meminta dukungan AS
dalam mematahkan dominasi
penguasa setempat. Demi
eksistensi dan terjaminnya
kekuasaan mereka, para
pemimpin Arab setuju
memberikan dukungan kepada
Ikhwanul Muslimin dan AS.
Korea Utara dan Korea
Selatan terlibat perang
terbuka di Laut Kuning. China
memainkan peranan pentng
membela Korut. Korea
Selatan kemungkinan besar
akan kewalahan menghadapi
tekanan hebat dari Korut dan
China.’
Australia menebarkan teror di
kawasan Asia Tenggara
khususnya dengan Indonesia.
Beberapa pulai terluar
terpaksa diserahkan dengan
alasan menjadi basis militer
dan logisitik untuk membantu
Korea Selatan dari terkaman
China dan Korea Utara.


Melihat fakta dan data di atas,
bersiap-siaplah menghadapi
PD-3 karena PD-3 memang
merupakan skenario yang
dibuat oleh AS dalam program
New World Order atau One
World Goverment disebutkan
di atas. Dengan program
tersebut dapat dilihat eskalasi
militer terjadi mulai dari
Mediterania (Libya, Suriah,
Lebanon, Iran) sampai ke Laut
Cina Selatan (RRC, Korut dan
Rusia) telah menjadi target AS
untuk mewujudkan
pemerintahan satu dunia
(Globalisasi) melalui pengaruh
politik dengan cara perang.
Sayangnya  tujuan tersebut
ternyata hanya
menyengsarakan manusia di
atas muka bumi akibat
penggunaan senjata
berteknologi tinggi. Tidak ada
yang tersisa untuk dunia
setelah itu. Maka tak heran
Alber Einsten yang mengetahui
persis dampak penggunaan
teknologi nuklir untuk
bererang hanya bisa memberi
analisa singkatnya saja : “Saya
tidak tahu dengan senjata apa
Perang Dunia III akan
dipertarungkan, tetapi Perang
Dunia IV akan dipertarungkan
dengan tongkat dan batu.”


Jadi darimanakah awalnya
PD-3 itu terjadi? Dari program
NWO/ OWG (sebuah proyek
dominasi politik dan ekonomi
berbasis perang), ataukah
karena semakin banyak
negara-negara yang
menentang kedigdayaan AS
NATO dan Sekutu dekatnya?
Jangan-jangan inikah yang
dimaksud oleh suku Maya,
bahwa dunia akan “kiamat”
pada tanggal 21/12/2012…?


Semoga peprangan mematikan
itu tidak akan pernah terjadi.
Sulit membayangkan orang
tua kita, anak-anak dan cucu
serta saudara yang kita cintai
menjadi korban sia-sia  akibat
kebuasan politik dan ekonomi
pihak-pihak yang tamak dan
rakus untuk kepentingan
hedonisme semata..

Comments

Popular posts from this blog

bank plecit

primkopabri