Ketika Anda Muak dg Anggota DPR

Jika Anda hari ini menyimpan
kemarahan terhadap politisi
busuk, terutama yang ada di
DPR-RI dan DPRD, maka
Anda telah mengabaikan
nasihat dokter untuk
menjaga kesehatan. Jangan
biarkan tensi menanjak, atau
lambung perih, atau kulit
gatal, hanya gara-gara para
kunyuk itu.
Jika Anda meluapkan
kemarahan agar bendungan
perasaan tak jebol di dalam,
maka itu boleh-boleh saja –
asalkan tidak mengalihkan
sasaran. Tetapi percayalah,
apapun makian dan
penistaan Anda terhadap
politisi busuk, itu tak
membuat mereka bereaksi
apalagi memperbaiki diri. Eh,
ingat ya: hanya politikus
(tunggal) dan politisi (jamak)
busuk. Masih ada politisi
yang genah, termasuk yang
di parlemen.
Kasus terbaru tapi
polanya lawas ya ini.
Rencana membangun
lapangan futsal Rp 2
miliar (batal). Renovasi
toilet Banggar Rp 2
miliar. Renovasi ruang
rapat Banggar Rp 20,3
miliar (batas atas
anggaran malah Rp 24
miliar). Kursi impor yang
terlalu mahal (lihatlah
harga di Politikana).
Kalender diri sendiri
senilai Rp 1,3 miliar.
Permintaan bantuan
sosial Rp 4,3 triliun
kepada Kementerian
Pertanian. Biaya studi
banding Rp 100 miliar
selama setahun…
Orang bisa bilang, kesalahan
bukan sepenuhnya ada pada
mereka. Bukankah anggota
DPR bisa ganti lima tahun
sekali tetapi birokrat di
sekretariat jenderal tak
berganti lima tahun sekali?
Atau kalaupun birokratnya
ganti, partiturnya tetap
sama? Ah, sudahlah. Kalau
anggotanya DPR-nya
lempeng, dan waspada, serta
ingat, tentu tak akan
membiarkan diri tersesat
apalagi sengaja menempuh
jalan sesat.
Menistakan politisi busuk…
Dalam Postyorous Menerous,
yang menanggapi kartun
kasar Tempo, saya sempat
melontarkan canda ini:
Kalau ada orang
menghina para politikus
busuk di DPR secara
terbuka, satu per satu,
dan menistakannya
secara personal sampai
ke sisi yang sangat
privat, kalau perlu
memfitnahnya dengan
cara paling kejam dan
biadab, apakah yang
terkena akan
menggunakan hak
hukumnya untuk
menggugat? Jika diam,
berarti mereka bebal.
Jika menggugat, berarti
mereka tak tahu malu,
tak tahu diri.
Ah, perwujudan ide itu butuh
syarat: pelakunya punya
napas ekonomi yang panjang.
Dia memilih tak mau
mengaku bersalah apalagi
meminta maaf, dan siap
membayar denda serta
masuk bui.
Di luar soal ekonomi tentulah
pertanyaan kepada diri
sendiri. Melakukan
serangkaian hal itu sama saja
mengabaikan hak asasi
manusia. Biar bagaimanapun
yang namanya politisi busuk
itu masih diakui oleh
masyarakat dan negara,
serta keluarga besarnya,
sebagai manusia. Bahwa
mereka sendiri tak peduli
apakah dirinya manusia, itu
lain soal.
Sebetulnya yang lebih wigati
adalah ini: kalau kita
melakukan cara-cara yang
tak terhormat, lantas apa
bedanya kita dari mereka?
Mengawal rekrutmen politik.
Ada saran?
Maka persoalan kita adalah
rekrutmen politik. Dari
kandidat legislator yang
kelak diajukan oleh partai
untuk mewakili organisasi,
bukan mewakili rakyat, tipe
manakah yang akan Anda
pilih? Bagaimana menilai
kwaliteit daripada yang mana
mereka?
Konon keledai paling bodoh
pun takkan dua kali terantuk
batu yang sama. Tetapi
keledai optimistis selalu
berani mengambil risiko.
Tanpa partai, tanpa pemilu,
maka transisi dalam
demokratisasi akan jauh
panggang dari api. Untuk
sementara, demokrasi
prosedural pun terpaksa kita
terima. Demokrasi salah pilih
terpaksa kita jalani. Kalau
kita tak sabar maka kita
mempersilakan diktator
bengis, lalu penulis blog akan
dianggap subversif.
Memang mendebarkan.
Tetapi dalam pemilu nanti
nomor urut kursi bukan
pedoman – berbeda dari
pemilu 2009 yang
perubahannya di tengah jalan
sehingga membuat kagot
kandidat – sehingga para
caleg mestinya bisa
mengemas komunikasi yang
lebih meyakinkan. Tanpa
harus meminta caleg
meneken dokumen atau
menegakkan sumpah pocong,
konstituen cukup
membuatkan blog gratisan
yang berisi janji setiap calon
(atau malah web berbasis
Wiki), berikut cuplikan
kicauannya di linimasa.
Minimal, kalau si politikus
melenceng, keluarganya
akan malu.
Kalau keluarganya tak malu?
Misalkan Anda tinggal di
rumah loteng, dan berada di
bawah, berucaplah, "Kita
serahkan kepada yang di
atas." Jika bagian teratas
adalah langit-langit dan
banyak tikusnya, maka
urusannya akan dioper Dewa
Tikus. Kalau urusannya
sampai begini, berarti
keputusasaan Anda sudah
pol.
http://
blogombal.org/2012/01/25/
anda-nanti-memilih-siapa/

Comments

Popular posts from this blog

bank plecit

primkopabri