Normal (?)


Seorang anak kecil ditanya oleh ibunya, ''mau jadi apa kamu nanti kalau sudah besar nak ?''
''mau jadi dokter bu !''
Itulah jawaban yang memang sudah tertanam sejak taman kanak-kanak biarpun ada perbedaan jawaban namun konteksnya tidak akan jauh berbeda.

Kemudian seiring waktu si anak tumbuh dewasa,sekolah sampai perguruan tinggi sesuai dengan keinginan dan kemampuannya bahkan mendapat beasiswa karena otaknya yang cukup cerdas bisa jadi mungkin karena memang bakat,seminar aktifasi otak tengah atau apalah,atau bisa juga gizi yang mencukupi selama pertumbuhannya. Normal.

Kemudian waktu pun berlalu,ia menikahi gadis pujaannya dan bekerja sebagai PNS di salah satu instansi pemerintahan. Hidup terus berputar,ia bekerja dari pagi hingga sore hari. Rutinitas sehari-hari yang itu-itu saja walau terkadang berlibur entah kemana bersama istri dan anak-anaknya. Ada konflik-konflik dan pertikaian-pertikaian kecil namun tidak signifikan dan normal adanya.

Hingga suatu hari waktu seperti berputar kembali. Sang istri menanyakan hal serupa kepada anak-anaknya,''kalau nanti sudah besar mau jadi apa kamu nak ?''

Apa yang kita dapat dari cerita di atas ? Tidak ada ! Membosankan ? Ya !
Begitulah hidup,terus berputar. Episode kehidupan yang terus terulang seperti sinetron-sinetron kita yang tidak pernah berakhir,hanya berganti lakon dengan permasalahan yang berkutat seputar harta,tahta dan cinta saja. Tidak ada yang baru,tidak ada yang ditawarkan kecuali mimpi-mimpi menjadi kaya ! Dan apa yang kita pikirkan ? Normal ! Semua kita anggap normal. Naif memang bila kita tidak menginginkan hal-hal semacam itu,tapi apakah kita pernah berimajinasi secara liar,kita bayangkan semua hal begitu normal,baik-baik saja,tidak ada resiko,tidak ada tantangan,tidak ada orang berani menentang kemapanan,tidak ada jurnalis yang menantang bahaya,tidak ada penulis yang hidupnya pas-pasan,tidak ada pencuri yang berani melakukan aksinya,tidak ada koruptor,tidak ada pembalap yang kebut-kebutan,tidak ada hingar-bingar konser musik...alangkah indahnya bukan ?

Saya pikir hidup tidaklah seperti itu,sebagian orang menyatakan dunia tercipta oleh teori kekacauan dan akan tetap seperti itu hingga akhir dunia itu sendiri dan itulah salah satu tanda-tanda kekuasaan Tuhan betapa Dia sendiri pun tidak menyukai keseragaman. Dan bukti kesempurnaan-Nya adalah ke-tidak sempurna-an ciptaan-Nya.

Lantas apakah kita hendak menelikung yang sudah digariskan itu ? Jawabannya relatif,hanya para filsuf yang mungkin bisa menjabarkan mengapa manusia suka sekali keseragaman bahkan tidak jarang melakukan hal abnormal untuk mendapat hidup normal seperti kecurangan UAN,korupsi,nepotis,kolusi,suap,pergi ke dukun atau peramal,bahkan memakan sesamanya !

Bisa dibayangkan mengapa kita menyukai tontonan atau tulisan berbau misteri,petualangan,dan konspirasi. Karena kita sendiri tidak mampu (baca : berani) melakukan hal serupa. Kita sudah merasa nyaman dengan keadaan yang sekarang dan tidak perlu lagi neko-neko dengan hal-hal di luar kemampuan kita.

Demikianlah semoga kita dapat sedikit memahami fenomena yang 'normal' di sekitar kita dan mungkin pula bisa dijadikan gambaran tentang eksistansi dan kita sebagai manusia.

Comments

Post a Comment

silahkan berkomentar kawan !

Popular posts from this blog

bank plecit

primkopabri