Idola


Dalam beberapa bulan terakhir kita saksikan di media-media cetak maupun elektronik banyaknya idola-idola baru bermunculan seiring meledaknya komunitas internet.

Ane gak perlu sebutkan,anda pasti sudah tahu karena ane bosan ama berita yang satu ini. Disini ane cuma menganalisa sedikit kenapa dengan mudahnya mereka terkenal dan dielukan banyak orang. Sejauh pendapat dan pengetahuan ane sendiri tentunya.

Pertama : kurangnya tokoh yang benar-benar mumpuni di bidangnya. Sebagai contoh di bidang politik. Kita benar-benar tidak punya sama sekali orang yang patut di idolakan dalam bidang ini,maka masyarakat mencoba mencari sendiri idolanya di ranah/bidang lain.

Kedua : Pengebirian kreatifitas.
Kita lihat bagaimana para seniman dan artis-artis sesungguhnya yang bersusah payah memublikasikan karyanya, bukan karena ketatnya persaingan namun lebih kepada kemauan industri dan pasar itu sendiri yang cenderung 'cari aman'. Belum lagi terbentur UU masih harus berhadapan dengan ormas. Kita juga saksikan bagaimana MUI memfatwa sesat sejumlah film produksi anak negeri yang kritis dan bicara kenyataan.

Ketiga : Ekspos media. Betapa mudahnya media memengaruhi masyarakat. Lihat saja di setiap kanal tivi kita akan mendapat berita yang sama tentang artis-artis yang mendadak tenar namun juga tidak menutup kemungkinan mendadak jatuh. Bahkan teroris pengebom pun jadi artis di liang lahatnya. Kita bisa tahu profilnya bahkan kisah cintanya,gak usah jauh-jauh..ane juga mempostingnya,hehehe..

Keempat : Teknologi. Informasi bisa dengan cepat menyebar dengan kehadiran teknologi,dikala segala kebutuhan pokok melambung gak jelas, internet menawarkan solusi murah meriah berekreasi keliling dunia.

Bahkan BonJovi pernah menumpahkan kekesalannya terhadap teknologi itunes yang telah membunuh keasyikan orang jadul bepergian ke toko kaset dan memilih-milih kaset artis idolanya. Saat ini yang perlu kita lakukan hanya duduk didepan komputer atau browsing dengan ponsel kita sudah bisa mendapat lagu kesukaan kita secara mudah, murah, bahkan gratis.

Kelima : Masyarakat yang bingung. Disini tampak kebingungan masyarakat terhadap banjirnya informasi. Seakan semua berebut menjadi headline ditambah kelakuan sejumlah elit (lagi-lagi) politik yang plin-plan, bagaimana sebuah partai konservatif islam yang rela menggadaikan idealismenya demi kedudukan.
Ada juga figur yang begitu dicintai penggemarnya namun tiba-tiba terjebak skandal video porno dan lain lain.
Kemudian di lain pihak kita di suguhkan bejibun informasi di dunia maya yang kadang begitu absurd kadang juga membingungkan karena tidak adanya filterisasi semua orang bisa menumpahkan uneg-uneg,laporan atau catatan yang sulit dibedakan antara hoax atau bukan.

Seperti kasus video di youtube,sebenarnya media atau masyarakat memilih video berdasarkan angka-angka 'most viewed' yang dengan mudah disimpulkan bahwa video tersebut populer atau tidak dan ini lebih kepada faktor kebetulan bukan kualitas. Sebenarnya ada jutaan video di youtube yang lebih menarik ketimbang lipsync orang-orang usil. Namun apa boleh buat,video-video semacam ini yang lebih disukai.

So,anda dapat menyimpulkan sendiri kan apa yang terjadi di negeri ini ? Bukan soal artis dadakannya,tapi lebih kepada krisis di masyarakat yang lebih akut daripada yang diperkirakan.

Kita sering melihat kaos-kaos bergambar Bung Karno, Iwan Fals, atau Peterpan namun bukan tidak mungkin kita akan melihat kaos bergambar tokoh idola dari ranah politik, Pak Tifsembiring mungkin ? Atau Norman mungkin ? Hahahaha.. Percaya atau tidak ada di tangan anda..!

Comments

Popular posts from this blog

bank plecit

primkopabri