Gadis Berwajah Kera
Supatra
Sasuphan (11)
memecahkan
rekor dunia
Guinness World
Record sebagai
manusia yang paling banyak
ditumbuhi bulu dan rambut.
Pertumbuhan rambut
berlebihan yang dialaminya
itu membuat wajahnya nyaris
tidak terlihat sehingga ia
mendapat julukan "gadis
serigala" dan "wajah kera".
Bulu kelewat lebat itu
ternyata tidak membuat
Supatra rendah diri. Ia justru
senang karena hal itu
membuatnya lebih populer di
sekolah. Terlebih setelah ia
mendapat rekor dunia.
"Saya sangat bahagia
tercatat dalam Guinness
World Records. Banyak
orang yang harus berusaha
keras mendapatkannya,
sedangkan saya cukup
menjawab beberapa
pertanyaan dan mereka
memberikan gelar itu kepada
saya," katanya.
Pertumbuhan rambut
berlebihan ini dalam dunia
medis disebut dengan
Sindrom Ambras, yang
disebabkan kelainan
kromosom. Supatra adalah 1
dari 50 orang yang menderita
sindrom ini sejak abad
pertengahan. Sebelum
kelainan ini diketahui, orang-
orang yang menderita
sindrom ini dianggap sebagai
manusia setengah srigala.
Karena rambut yang tumbuh
di tubuh sangat banyak dan
sulit dihentikan, metode
pencabutan bulu secara
konvensional bahkan
menggunakan laser tidak
mempan. Rambut-rambut itu
paling banyak tumbuh di
bagian wajah, telinga,
lengan, kaki, dan punggung.
Bila orang lain mungkin
menderita mempunyai bulu
kelewat lebat, Supatra justu
tumbuh menjadi anak yang
ceria dan diterima dengan
baik oleh lingkungannya.
"Memang ada beberapa
orang yang mengejek dan
memanggilku muka kera,
tapi mereka tidak melakukan
lebih dari itu. Saya juga
sudah terbiasa dengan
kondisi ini. Terkadang
memang agak sulit untuk
melihat bila bulu-bulu ini
terlalu panjang dan menutupi
mata. Saya berharap suatu
saat ditemukan obat untuk
mengatasi kelainan ini,"
katanya.
Sehari-hari, gadis yang
tinggal di Bangkok, Thailand,
ini melakukan kegiatan
layaknya remaja lain. Ia hobi
berenang, menari dengan
musik favoritnya, dan
bermain bersama teman-
temannya.
Menurut sang ayah,
Sammrueng (38), kondisi
Supatra sudah seperti itu
sejak dilahirkan. "Waktu
lahir kondisinya tidak begitu
sehat. Ia harus melewati dua
kali operasi untuk
melancarkan pernapasannya
dan harus dirawat di rumah
sakit selama 10 bulan. Kami
semua sangat cemas pada
kondisinya," katanya.
Lambat laun kondisi
kesehatan Supatra mulai
pulih. Namun, tantangan
kembali muncul ketika
Supatra dibawa pulang ke
rumah. "Para tetangga yang
melihat bertanya, dosa apa
yang sudah kami lakukan.
Saya sangat khawatir jika ia
akan tumbuh besar menjadi
bahan ejekan anak lain,"
tutur Sammrueng.
Beruntung kecemasan itu
tidak menjadi kenyataan.
"Supatra punya banyak
teman karena ia murah hati.
Kebiasaannya sama seperti
gadis lain meski giginya
tumbuh dengan lambat dan
penglihatannya kurang
begitu baik," katanya.
Untuk menghindari alergi,
Supatra selalu mencuci
rambutnya dengan sampo
bayi. Rambutnya juga secara
berkala dipotong, terutama
bagian yang menutupi mata.
Sasuphan (11)
memecahkan
rekor dunia
Guinness World
Record sebagai
manusia yang paling banyak
ditumbuhi bulu dan rambut.
Pertumbuhan rambut
berlebihan yang dialaminya
itu membuat wajahnya nyaris
tidak terlihat sehingga ia
mendapat julukan "gadis
serigala" dan "wajah kera".
Bulu kelewat lebat itu
ternyata tidak membuat
Supatra rendah diri. Ia justru
senang karena hal itu
membuatnya lebih populer di
sekolah. Terlebih setelah ia
mendapat rekor dunia.
"Saya sangat bahagia
tercatat dalam Guinness
World Records. Banyak
orang yang harus berusaha
keras mendapatkannya,
sedangkan saya cukup
menjawab beberapa
pertanyaan dan mereka
memberikan gelar itu kepada
saya," katanya.
Pertumbuhan rambut
berlebihan ini dalam dunia
medis disebut dengan
Sindrom Ambras, yang
disebabkan kelainan
kromosom. Supatra adalah 1
dari 50 orang yang menderita
sindrom ini sejak abad
pertengahan. Sebelum
kelainan ini diketahui, orang-
orang yang menderita
sindrom ini dianggap sebagai
manusia setengah srigala.
Karena rambut yang tumbuh
di tubuh sangat banyak dan
sulit dihentikan, metode
pencabutan bulu secara
konvensional bahkan
menggunakan laser tidak
mempan. Rambut-rambut itu
paling banyak tumbuh di
bagian wajah, telinga,
lengan, kaki, dan punggung.
Bila orang lain mungkin
menderita mempunyai bulu
kelewat lebat, Supatra justu
tumbuh menjadi anak yang
ceria dan diterima dengan
baik oleh lingkungannya.
"Memang ada beberapa
orang yang mengejek dan
memanggilku muka kera,
tapi mereka tidak melakukan
lebih dari itu. Saya juga
sudah terbiasa dengan
kondisi ini. Terkadang
memang agak sulit untuk
melihat bila bulu-bulu ini
terlalu panjang dan menutupi
mata. Saya berharap suatu
saat ditemukan obat untuk
mengatasi kelainan ini,"
katanya.
Sehari-hari, gadis yang
tinggal di Bangkok, Thailand,
ini melakukan kegiatan
layaknya remaja lain. Ia hobi
berenang, menari dengan
musik favoritnya, dan
bermain bersama teman-
temannya.
Menurut sang ayah,
Sammrueng (38), kondisi
Supatra sudah seperti itu
sejak dilahirkan. "Waktu
lahir kondisinya tidak begitu
sehat. Ia harus melewati dua
kali operasi untuk
melancarkan pernapasannya
dan harus dirawat di rumah
sakit selama 10 bulan. Kami
semua sangat cemas pada
kondisinya," katanya.
Lambat laun kondisi
kesehatan Supatra mulai
pulih. Namun, tantangan
kembali muncul ketika
Supatra dibawa pulang ke
rumah. "Para tetangga yang
melihat bertanya, dosa apa
yang sudah kami lakukan.
Saya sangat khawatir jika ia
akan tumbuh besar menjadi
bahan ejekan anak lain,"
tutur Sammrueng.
Beruntung kecemasan itu
tidak menjadi kenyataan.
"Supatra punya banyak
teman karena ia murah hati.
Kebiasaannya sama seperti
gadis lain meski giginya
tumbuh dengan lambat dan
penglihatannya kurang
begitu baik," katanya.
Untuk menghindari alergi,
Supatra selalu mencuci
rambutnya dengan sampo
bayi. Rambutnya juga secara
berkala dipotong, terutama
bagian yang menutupi mata.
Comments
Post a Comment
silahkan berkomentar kawan !