Inilah Alasan Menteri Bersikap Acuh Kepada New7Wonders
Semalam, Jero Wacik sedikit
menjelaskan tentang kisruh
Komodo yang menjadi salah satu
dari 28 finalis tujuh keajaiban
dunia terbaru. Awalnya, Jero
tidak melihat ada masalah.
Tetapi belakangan, Menteri
yang juga politisi Demokrat ini
'mencium' aroma tak sedap di
balik yayasan yang juga panitia
penyelenggara.
Semua berawal dari permintaan
panitia agar Indonesia menjadi
tuan rumah pengumuman atau
deklarasi kemenangan tujuh
keajabian dunia terbaru pada
tanggal 11 November 2011
atau 11-11-2011.
"Wah, tadinya saya sudah
menaksir, kalau ini deklarasinya
di Indonesia maka satu hal akan
kita dapat yakni gaungnya. Tapi
persyaratannya yang berat.
Kita harus membayar komitmen
fee sebesar US$10 juta," kata
Jero Wacik usai rapat kabinet
semalam di Kantor Presiden.
Angka itu ternyata hanya
diperuntukkan sebagai komitmen
pengumuman juara keajaiban
dunia terbaru. Menurut Jero,
panitia meminta lagi sekitar US
$35 juta untuk pelaksanaan
acara.
"Itu berarti lebih dari Rp450
miliar. Saya hitung-hitung layak
atau tidak mengeluarkan Rp450
miliar untuk menjadi tuan rumah
yang belum tentu menang. Saya
kan bekas pengusaha, saya
hitung lagi," kata Jero. Tapi
menurut Jero, angka itu tidak
sepadan. "Tidak nunutlah, tidak
sampai hati mengeluarkan uang
sebesar itu."
Yang disesalkan ketika panitia
mengatakan, "Indonesia kalau
tidak mau menjadi tuan rumah
nanti bisa kita delete," kata
Jero mengutip panitia. Terang
saja hal itu membuat kecewa.
Padahal masih ada 27 finalis
dari 27 negara yang juga masuk
dalam daftar. Kenapa ada kesan
pemaksaan?
"Ada Abu Dhabi, China, dan
lain-lain. Saya berpikir, kalau
Indonesia tidak mau, seharusnya
negara lain bisa. Tidak masalah
bila berlangsung di negara lain,
yang penting kita bisa vote
(komodo). Rupanya mereka
mengancam saya, mengancam
Indonesia," sesal Jero.
Karena merasa terancam, rasa
nasionalisme Jero bangkit. Jero
lalu mempertanyakan integritas
dan kredibilitas yayasan
penyelenggara. Meski demikian,
menteri asal Bali ini tetap
berpikir positif saja. Karena
promo tujuh keajaiban dunia ini
ternyata sudah menguntungkan
Indonesia.
"Sejak New7Wonders itu
digembar-gemborkan, sudah
ada peningkatan 400 persen.
Jadi, untungnya sudah kita
dapat," ungkapnya. Jero
meminta semua pihak tidak
berkecil hati. Karena Jero
mensinyalir, yayasan itu juga
memiliki kepentingan bisnis.
Bagaimana kalau Komodo dicopot
dari nominasi? "Delete saja.
Kami akan tetap berpromosi.
Paling juga tiga tahun tidak ada
lagi," yakin Jero.
menjelaskan tentang kisruh
Komodo yang menjadi salah satu
dari 28 finalis tujuh keajaiban
dunia terbaru. Awalnya, Jero
tidak melihat ada masalah.
Tetapi belakangan, Menteri
yang juga politisi Demokrat ini
'mencium' aroma tak sedap di
balik yayasan yang juga panitia
penyelenggara.
Semua berawal dari permintaan
panitia agar Indonesia menjadi
tuan rumah pengumuman atau
deklarasi kemenangan tujuh
keajabian dunia terbaru pada
tanggal 11 November 2011
atau 11-11-2011.
"Wah, tadinya saya sudah
menaksir, kalau ini deklarasinya
di Indonesia maka satu hal akan
kita dapat yakni gaungnya. Tapi
persyaratannya yang berat.
Kita harus membayar komitmen
fee sebesar US$10 juta," kata
Jero Wacik usai rapat kabinet
semalam di Kantor Presiden.
Angka itu ternyata hanya
diperuntukkan sebagai komitmen
pengumuman juara keajaiban
dunia terbaru. Menurut Jero,
panitia meminta lagi sekitar US
$35 juta untuk pelaksanaan
acara.
"Itu berarti lebih dari Rp450
miliar. Saya hitung-hitung layak
atau tidak mengeluarkan Rp450
miliar untuk menjadi tuan rumah
yang belum tentu menang. Saya
kan bekas pengusaha, saya
hitung lagi," kata Jero. Tapi
menurut Jero, angka itu tidak
sepadan. "Tidak nunutlah, tidak
sampai hati mengeluarkan uang
sebesar itu."
Yang disesalkan ketika panitia
mengatakan, "Indonesia kalau
tidak mau menjadi tuan rumah
nanti bisa kita delete," kata
Jero mengutip panitia. Terang
saja hal itu membuat kecewa.
Padahal masih ada 27 finalis
dari 27 negara yang juga masuk
dalam daftar. Kenapa ada kesan
pemaksaan?
"Ada Abu Dhabi, China, dan
lain-lain. Saya berpikir, kalau
Indonesia tidak mau, seharusnya
negara lain bisa. Tidak masalah
bila berlangsung di negara lain,
yang penting kita bisa vote
(komodo). Rupanya mereka
mengancam saya, mengancam
Indonesia," sesal Jero.
Karena merasa terancam, rasa
nasionalisme Jero bangkit. Jero
lalu mempertanyakan integritas
dan kredibilitas yayasan
penyelenggara. Meski demikian,
menteri asal Bali ini tetap
berpikir positif saja. Karena
promo tujuh keajaiban dunia ini
ternyata sudah menguntungkan
Indonesia.
"Sejak New7Wonders itu
digembar-gemborkan, sudah
ada peningkatan 400 persen.
Jadi, untungnya sudah kita
dapat," ungkapnya. Jero
meminta semua pihak tidak
berkecil hati. Karena Jero
mensinyalir, yayasan itu juga
memiliki kepentingan bisnis.
Bagaimana kalau Komodo dicopot
dari nominasi? "Delete saja.
Kami akan tetap berpromosi.
Paling juga tiga tahun tidak ada
lagi," yakin Jero.
Comments
Post a Comment
silahkan berkomentar kawan !