Amerika Dalang Revolusi Mesir

KAIRO – Terjawab sudah siapa
yang berada di balik revolusi
yang bertujuan menggulingkan
Presiden Mesir Hosni Mubarak.
Pihak itu tak lain dan tak
bukan adalah Amerika Serikat
(AS).
Skenario itu telah disusun
Washington dengan bertema
“ perubahan rezim” selama tiga
tahun terakhir. Skenario itu
sangat matang hingga meledak
setelah kesuksesan Revolusi
Melati yang menggulingkan
Presiden Tunisia Zine El
Abidine Ben Ali.
Harian Daily Telegraph
terbitan Inggris menyebutkan,
AS diam-diam mendukung para
pemimpin gerakan revolusi
Mesir. Kedutaan Besar
Amerika Serikat (AS) di Kairo
pernah membantu seorang anak
muda anti-pemerintah untuk
menghadiri konferensi para
aktivis AS.
Nama pemuda itu dirahasiakan
agar tidak diketahui polisi
Mesir.Kemudian,saat datang ke
Kairo pada Desember
2008,aktivis itu menuturkan
bahwa para diplomat AS
menggaet kelompok oposisi
untuk merencanakan skenario
menggulingkan Presiden
Mubarak dan membentuk
pemerintahan demokratik pada
2011.
Aktivis tersebut kini telah
ditangkap dalam kaitannya
dengan demonstrasi yang
merebak akhirakhir ini.
Identitasnya tetap dilindungi
Daily Telegraph. Sementara,
data kabel rahasia diplomatik
AS yang dirilis situs peretas
WikiLeaks menunjukkan,
pejabat Washington menekan
pemerintah Mesir agar
membebaskan para aktivis
antipemerintah yang ditahan.
Dalam data diplomatik
disebutkan, pada 30 Desember
2008 Duta Besar AS untuk
Mesir Margaret Scobey
melaporkan bahwa kelompok
oposisi sedang menyusun
agenda rahasia “perubahan
rezim” yang akan dilaksanakan
sebelum pemilu, dan
dijadwalkan pada September
2011.
Memo yang dikirim Scobey
dikirim ke Kementerian Luar
Negeri AS di Washington itu
bertanda “rahasia” dan
berjudul “(Gerakan) 6 April,
kunjungan aktivis ke AS dan
perubahan rezim di Mesir ”.
Data kawat diplomatik juga
menyebut bahwa para aktivis
mengklaim mendapatkan
dukungan dari kekuatan oposisi
yang menyepakati rencana
tidak tertulis untuk transisi
menuju demokrasi
parlementer.
Mereka ingin mengubah konsep
tataran pemerintahan Mesir
dengan memperlemah
kekuasaan presiden dan
memperkuat perdana menteri
dan parlemen. Rencananya, aksi
itu akan dilaksanakan sebelum
pemilu presiden 2011. Sumber
kedutaan menyebutkan,
rencana tersebut sangat
sensitif dan tidak boleh
ditulis.
Bagaimanapun, dari dokumen
tersebut menunjukkan para
aktivis telah didekati para
diplomat AS.Para aktivis juga
mendapatkan dukungan besar
atas kampanye pro-demokrasi
dari para pejabat di
Washington.
Ya, aksi demonstrasi Mesir kali
ini dikendalikan Gerakan
Pemuda 6 April, sebuah
kelompok di Facebook yang
menarik generasi muda dan
kelompok terdidik untuk
menentang Mubarak. Kelompok
ini beranggotakan 70.000
anggota dan menggunakan
situs jejaring sosial untuk
mengendalikan demonstrasi.
Meski akhirnya Mubarak
memutus semua jaringan
komunikasi di negaranya.
Mubarak kini menghadapi
tantangan paling berat dalam
pemerintahannya selama 31
tahun berkuasa.
Sebagai sekutu utama, posisi
AS pun serbasulit.Tetapi,AS
tetap memainkan standar
ganda untuk menutupi skenario
revolusi. Itu terbukti ketika
Obama berkomentar pada
pekan lalu mengenai Mesir.
Presiden AS Barack Obama
dalam reaksi atas demonstrasi
di Mesir, menyatakan,
“ Kekerasan bukanlah jawaban
dalam penyelesaian
permasalahan di Mesir.” Dia
juga menegaskan agar
Mubarak menempuh langkah
reformasi politik. Bisa dibilang,
investasi AS untuk Mesir
sangatlah banyak.
Salah satunya adalah militer.
AS juga dalam kondisi khawatir
karena memikirkan apakah
militer Mesir akan berpihak ke
Washington atau tidak.
Sedikitnya USD1,3 miliar
bantuan AS dikucurkan untuk
militer Mesir pada
2010.Bantuan untuk pasukan
huru-hara dan polisi Mesir
berjumlah sekitar USD1 juta.
“ Hubungan dengan militer
merupakan suatu hal yang
sangat keramat. Militer
merupakan elemen penting
dalam hubungan dua
negara, ”ujar Jon
Alterman,peneliti di Pusat
Kajian Strategi dan
Internasional. Washington telah
mengancam militer Mesir agar
tidak bertindak keras terhadap
demonstran.
Suleiman, Masa Depan
Mesir?
Revolusi Mesir kini tidak lagi
fokus terhadap penggulingan
Mubarak.Rakyat Mesir dan
dunia internasional
mengarahkan perhatiannya
terhadap Omar Suleiman. Siapa
dia? Suleiman telah dipilih
menjadi Wakil Presiden
Mesir.Dia pernah
menyelamatkan Mubarak
ketika diserang teroris di
Etiopia.
Penunjukan Suleiman sebagai
wakil presiden pada Sabtu 29
Januari lalu merupakan sinyal
bahwa dialah calon pemimpin
masa depan Mesir yang
direstui Mubarak.
Kedekatan Suleiman dengan
militer dan dikenal sebagai
pemecah masalah adalah
harapan bagi Mubarak yang
ingin mempertahankan
kekuasaan. Kedua orang
tersebut merupakan sahabat
lama dan sama-sama dekat
dengan Washington.
Para pejabat AS memandang
Suleiman sebagai pemimpin
transisi nantinya, setelah
Mubarak.
Dengan dukungan Ahmed
Shafiq, 69, yang ditunjuk
sebagai perdana menteri,
ditambah dengan Hussein
Tantawi yang tetap menjabat
panglima militer, maka posisi
Suleiman semakin kuat.
“Presiden (Mubarak) memilih
seorang pria yang dia percaya
ketika dia (Mubarak) sedang
digoyang, ” ujar Mahmud
Shokry, mantan duta besar
untuk Suriah dan teman dekat
Suleiman,kepada The NewYork
Times.
“Tidak ada keraguan bahwa
presiden tidak mengetahui apa
yang akan terjadi nanti. ”
Suleiman, mantan jenderal,
menjadi kandidat pemimpin
Mesir yang telah diskenariokan
kubu Mubarak dan militer.
Jika Suleiman tetap maju,maka
publik akan marah karena itu
tidak dikehendaki oleh rakyat
Mesir.Jika Suleiman jadi
presiden, maka demokrasi
otoriter dengan dukungan
militer akan terus berlanjut.
“Dia (Suleiman) merupakan
orang yang keras dan kuat
dengan orientasi bisnis. Dia
juga merupakan negosiator
yang ulung, ”ujar Emad Shahin,
mantan dosen di American
University di Kairo.
Menurut Shahin, setelah aksi
demonstrasi besar-besaran ini
jelas sekali militer akan
mengambil alih.Apalagi, sejarah
telah membuktikan bahwa
rakyat Mesir memang lebih
menghormati militer. Itu
disebabkan militer yang
menyelamatkan Mesir ketika
berperang melawan Israel pada
1967 dan 1973.
Mencari Pemimpin Alternatif
Mesir
Jadi, apakah Suleiman adalah
orang yang dipandang Barat
mampu menggantikan
Mubarak? Jawabannya memang
sangat sulit.Barat tidak
memfavoritkan Suleiman
sebagai pengganti Mubarak
yang telah 30 tahun berkuasa
meski wakil presiden baru itu
tampaknya akan didukung AS.
Telunjuk Barat sebenarnya
lebih terarah pada Mohamed
ElBaradei yang dielu-elukan
Barat.
Dia dianggap cocok menjadi
pemimpin transisi bagi
Mesir.Pergaulan yang luas
membuat ElBaradei dihargai
banyak pihak. Apalagi, dia
merupakan seorang sekuler.
ElBaradei menyerukan agar
Ikhwanul Muslimin seharusnya
menjadi partai politik dan
bekerja sama dalam satu
payung bersama Koalisi
Nasional untuk Perubahan.
(Koran SI/Koran SI/Koran
SI/Koran SI/andika hm)
(Andika Hendra Mustakim/
Koran SI) (faj)

Comments

Popular posts from this blog

bank plecit

primkopabri