Letjen Soeprapto Tidak Dimutilasi

detikcom - Jakarta, Kisah sadis
menyertai peristiwa G30S PKI
dalam sejarah yang dicatat Orde
Baru. Letjen Anumerta R
Soeprapto misalnya, disebut
disilet-silet dan dipotong alat
kelaminnya. Namun sebuah
dokumen visum yang dirilis situs
whistle blower Indoleaks,
menunjukkan hal yang berbeda.
Dari situs resminya, Senin
(13/12/2010), ada lagi sebuah
dokumen visum yang dibuat
oleh 4 dokter RSPAD yaitu dr
Roebino Kertopati, dr Frans
Pattiasina, dr Sutomo
Tjokronegoro, dr Liaw Yan Siang,
dr Lim Joe Thay, pada 5 Oktober
1965. Bagian nama, tempat
tanggal lahir, pangkat, jabatan
dan alamat sengaja dihitamkan.
Namun, dari deskripsi luka,
diduga kuat adalah dokumen
visum Letjen TNI Anumerta R
Soeprapto. Data pembandingnya
adalah keterangan visum Letjen
R Soeprapto yang pernah
disebutkan dalam makalah
pakar politik Indonesia dari
Cornell University, AS, Ben
Anderson, pada jurnal
'Indonesia' edisi April 1987. Ada
kain sarung dan kemeja yang
melekat pada korban.
Ada beberapa persamaan dan
banyak juga perbedaan antara
luka Letjen Soeprapto versi Orde
Baru dan dokumen visum yang
asli. Berbeda dengan Ahmad
Yani, Soeprapto masih hidup
saat diculik dari rumahnya. Dia
baru gugur di Lubang Buaya.
Dalam versi Orde Baru dan juga
dilansir Harian Berita Yudha 9
Oktober 1965, wajah dan tulang
kepala Soeprapto remuk namun
masih dapat diidentifikasi. Hasil
visum juga menunjukkan kalau
ada luka dan pukulan benda
tumpul yang menyebabkan
patah tulang di bagian kepala
dan muka.
Nah, justru perbedaannya yang
mencolok. Versi TNI
menyebutkan ada pengakuan
anggota Gerwani, bahwa mereka
menyilet-nyilet korban, bahkan
memotong alat kelamin korban.
Namun, rupanya dalam
dokumen yang diungkap
Indoleaks, hal itu tidak terbukti.
Laporan visum untuk Soeprapto,
selain patah tulang tengkorak di
enam titik, adalah patah tulang
di betis kanan dan paha kanan.
Luka benda tumpul diduga batu
atau popor senapan. Soeprapto
memang mengalami 3 luka
tusuk, namun dari bayonet dan
bukan silet.
Soeprapto juga gugur akibat 11
luka tembak di berbagai bagian
tubuh. Selain itu tidak ada luka
lagi. Tidak ada bukti penyiletan
apalagi mutilasi alat kelamin.
Pembunuhan Letjen Soeprapto
tentu saja tragis, namun tidak
sesadis yang dijabarkan dalam
catatan sejarah versi Orde Baru.
Sebelumnya, dokumen visum
Ahmad Yani yang dirilis
Indoleaks juga hanya
menyebutkan luka tembak.
Padahal Orde Baru mencatat
kalau PKI mencungkil mata
Pahlawan Revolusi itu.

Comments

Popular posts from this blog

bank plecit

primkopabri