Israel Buldozer Masjid
TEMPO Interaktif, Yerusalem -
Militer Israel menghancurkan
masjid dan bangunan milik
warga Palestina di Tepi Barat
karena dianggap bangunan
tersebut berdiri tanpa izin.
Sejumlah warga desa Khirbert
Yarza, Kamis (25/11),
mengatakan mereka kaget
ketika beberapa buldoser Israel
masuk ke kawasan tempat
tinggal mereka. Saat itu pula,
sebuah masjid dengan tujuh pilar
baja dihancurkan, termasuk
sebuah tenda dan tiga hewan
ternak.
"Sekitar 200 personil militer
dibantu 20 jip serta tiga budoser
masuk perkampungan kami
pada pukul 5.30 pagi,
selanjutnya merobohkan
bangunan dan masjid," kata
Ahmad Abu Sa'ed, seorang
pejabat Palestina di kawasan
tersebut kepada CNN.
Perkapungan tersebut dihuni
sekitar 200 warga Palestina,
sebagian besar hidupnya
tergantung pada peternakan dan
pertanian, kata Ahmad.
Masjid yang dihancurkan
dibangun sebelum tahun 1967,
"tetapi baru-baru ini, warga
menambah dua ruangan," kata
Abu Sa'ed. Sebelumnya, Israel
telah memperingatkan bahwa
bangunan di sana bakal
dirobohkan namun kasus
tersebut sesunguhnya masih
berada di pengadilan.
"Kami kaget meeka bergerak
tanpa perintah pengadilan,
militer merobohkan masjid dan
bangunan di bawah aturan
militer Israel," ujarnya.
"Masalahnya bukan soal biaya
kerusakan, namun lebih kepada
ulah serdadu Israel terhadap
penghancuran masjid yang di
dalamnya terdapat kitab suci al-
Qur'an."
Israel berdalih, delapan struktur
bangunan tersebut berdiri tanpa
izin. Padahal, sebelumnya sudah
diperingatkan namun tak
diindahkan sehingga pihaknya
perlu mengambil langkah tegas.
Abu Sa'ed mengatakan, akibat
ulah keras Israel, kerusakan
tersebut menimbulkan kerugian
sekitar US$90 ribu atau setara
dengan Rp 810 juta. "Kendati
demikian, kami tetap akan
mempertahankan dan tinggal di
tanah kami."
"Kami akan berjuang terus. Jika
mereka menhancurkan satu
masjid, besok kami akan bangun
kembali. Bila tentara menebang
satu pohon, kami akan
menanam lebih banyak lagi,"
katanya.
Militer Israel menghancurkan
masjid dan bangunan milik
warga Palestina di Tepi Barat
karena dianggap bangunan
tersebut berdiri tanpa izin.
Sejumlah warga desa Khirbert
Yarza, Kamis (25/11),
mengatakan mereka kaget
ketika beberapa buldoser Israel
masuk ke kawasan tempat
tinggal mereka. Saat itu pula,
sebuah masjid dengan tujuh pilar
baja dihancurkan, termasuk
sebuah tenda dan tiga hewan
ternak.
"Sekitar 200 personil militer
dibantu 20 jip serta tiga budoser
masuk perkampungan kami
pada pukul 5.30 pagi,
selanjutnya merobohkan
bangunan dan masjid," kata
Ahmad Abu Sa'ed, seorang
pejabat Palestina di kawasan
tersebut kepada CNN.
Perkapungan tersebut dihuni
sekitar 200 warga Palestina,
sebagian besar hidupnya
tergantung pada peternakan dan
pertanian, kata Ahmad.
Masjid yang dihancurkan
dibangun sebelum tahun 1967,
"tetapi baru-baru ini, warga
menambah dua ruangan," kata
Abu Sa'ed. Sebelumnya, Israel
telah memperingatkan bahwa
bangunan di sana bakal
dirobohkan namun kasus
tersebut sesunguhnya masih
berada di pengadilan.
"Kami kaget meeka bergerak
tanpa perintah pengadilan,
militer merobohkan masjid dan
bangunan di bawah aturan
militer Israel," ujarnya.
"Masalahnya bukan soal biaya
kerusakan, namun lebih kepada
ulah serdadu Israel terhadap
penghancuran masjid yang di
dalamnya terdapat kitab suci al-
Qur'an."
Israel berdalih, delapan struktur
bangunan tersebut berdiri tanpa
izin. Padahal, sebelumnya sudah
diperingatkan namun tak
diindahkan sehingga pihaknya
perlu mengambil langkah tegas.
Abu Sa'ed mengatakan, akibat
ulah keras Israel, kerusakan
tersebut menimbulkan kerugian
sekitar US$90 ribu atau setara
dengan Rp 810 juta. "Kendati
demikian, kami tetap akan
mempertahankan dan tinggal di
tanah kami."
"Kami akan berjuang terus. Jika
mereka menhancurkan satu
masjid, besok kami akan bangun
kembali. Bila tentara menebang
satu pohon, kami akan
menanam lebih banyak lagi,"
katanya.
Comments
Post a Comment
silahkan berkomentar kawan !