Inilah Perbedaan Srimulyani Dan Sumiati
INILAH.COM, Jakarta- Sumiati,
orang Indonesia yang bekerja
di Arab Saudi. Dia sebagai
pembantu rumah tangga. Sri
Mulyani, orang Indonesia juga
yang bekerja di Amerika
Serikat. Dia bukan pembantu
rumah tangga, tapi
" pembantu" Bank Dunia.
Mengapa hanya Sumiati yang
dibilang TKI?
Sumiati binti Salan Mustapa. Dia
perempuan Indonesia asal Nusa
Tenggara Barat (NTB. Dia bekerja
dengan seorang keluarga di
Madinah, Arab Saudi. Gajinya
800 Real sebulan. Sumiati
bekerja sebagai pembantu
rumah tangga. Tapi kini nasibnya
merana luar biasa. Dia malah
menderita cacat. Sumiati habis
disiksa. Sekujur tubuhnya
merana, tak jelas lagi bentuk
wajahnya, karena bekas luka dan
siksaan banyak sekali.
Luka Sumiati parah sekali.
"Tubuhnya mengalami luka
bakar di beberapa titik. Kedua
kakinya nyaris lumpuh, kulit
tubuh dan kepalanya terkelupas,
jari tengah retak, alis matanya
rusak. Dan yang lebih parah,
bibir bagian atasnya hilang," kata
Miea Mirlina, petugas rumah
sakit Fahd, Arab Saudi.
Seorang majikan wanita kerap
melakukan kekerasan terhadap
Sumiati. Dia menerima kekerasan
secara berkali-kali, bahkan
mengalami luka akibat setrika
panas. Luka Sumiati memang
sangat parah. "Tubuhnya
mengalami luka bakar di
beberapa titik. Kedua kakinya
nyaris lumpuh, kulit tubuh dan
kepalanya terkelupas, jari tengah
retak, alis matanya rusak. Dan
yang lebih parah, bibir bagian
atasnya hilang," kata Miea
Mirlina, petugas rumah sakit
Fahd.
Diduga, majikan wanita yang
kerap melakukan kekerasan
terhadap Sumiati. Dia menerima
kekerasan secara berkali-kali,
bahkan mengalami luka akibat
setrika panas. Sumiati tidak bisa
berbahasa Arab atau Inggris.
Mulut Sumiati mengalami luka
bekas gunting di bagian
mulutnya. Rambutnya pun
terlihat bekas dicukur secara
paksa.
******
Sri Mulyani, dia ini perempuan
Indonesia juga. Orang bersuku
Jawa juga, sama seperti Sumiati
dan Kikim Komalasari. Tapi,
Mulyani tak bekerja di Arab
Saudi. Dia bekerja sebagai
"pembantu" di Bank Dunia.
Kantornya di Amerika Serikat.
Sejak 1 Juni 2010 lalu, Mulyani
bekerja di Washington DC, AS.
Dia duduk sebagai direktur
pelaksana Bank Dunia. Gajinya
sekitar Rp 3 Miliar sebulan. Itu
belum termasuk tunjangan-
tunjangan lainnya.
Namun nasib Sumiati dan Sri
Mulyani jauh berbeda. Sumiati
mendapat siksaan dari
majikannya. Sementara
" majikan" Sri Mulyani, kita tidak
tahu apakah pernah menyiksa
dia.
Yang jelas, seandainya Sri
Mulyani disiksa, di setrika,
mulutnya digunting secara fisik,
seperti yang dialami Sumiati,
mungkin reaksi pejabat kita akan
berbeda. Bisa jadi Presiden SBY
akan datang langsung ke
Amerika sana.
Nasib Sumiati bak sudah jatuh
tertimpa tangga. Sudah disiksa di
negeri orang, tak dijenguk
kalangan pejabat, malah disebut
TKI pula. Tapi, Sri Mulyani,
perempuan Indonesia yang juga
bekerja di negeri orang, tak
pernah disebut sebagai TKI.
Bila menelisik dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia edisi
Terbaru, terbitan Pustaka
Phoenix Jakarta, istilah TKI justru
tak dikenal. Tapi defenisi "tenaga
kerja" adalah orang yang
mengerjakan suatu pekerjaan.
Nah, Sumiati disebut TKI. Kita
terbiasa menyebut TKI itu
sebagai orang Indonesia yang
bekerja di luar negeri.
Sosiolog asal Universitas
Indonesia, Imam Prasodjo,
berpandangan bahwa memang
masih ada perbedaan dalam
memandang TKI. "Sri Mulyani
juga bisa disebut sebagai TKI,
orang yang bekerja di luar
negeri, " katanya kepada
INILAH.COM, Minggu
(21/11/2010). Hanya saja, Imam
menilai lagi, penyebutan TKI ini
diperuntukkan buat kalangan
buruh saja. "Untuk kalangan
kelas rendah," ujarnya.
Tapi yang jelas, beginilah watak
kita. Secara tidak langsung,
perbedaan antara Sumiati dan
Sri Muyani itu, makin
menegaskan bahwa bangsa ini
masih mengenal sistem kasta.
[irw]
orang Indonesia yang bekerja
di Arab Saudi. Dia sebagai
pembantu rumah tangga. Sri
Mulyani, orang Indonesia juga
yang bekerja di Amerika
Serikat. Dia bukan pembantu
rumah tangga, tapi
" pembantu" Bank Dunia.
Mengapa hanya Sumiati yang
dibilang TKI?
Sumiati binti Salan Mustapa. Dia
perempuan Indonesia asal Nusa
Tenggara Barat (NTB. Dia bekerja
dengan seorang keluarga di
Madinah, Arab Saudi. Gajinya
800 Real sebulan. Sumiati
bekerja sebagai pembantu
rumah tangga. Tapi kini nasibnya
merana luar biasa. Dia malah
menderita cacat. Sumiati habis
disiksa. Sekujur tubuhnya
merana, tak jelas lagi bentuk
wajahnya, karena bekas luka dan
siksaan banyak sekali.
Luka Sumiati parah sekali.
"Tubuhnya mengalami luka
bakar di beberapa titik. Kedua
kakinya nyaris lumpuh, kulit
tubuh dan kepalanya terkelupas,
jari tengah retak, alis matanya
rusak. Dan yang lebih parah,
bibir bagian atasnya hilang," kata
Miea Mirlina, petugas rumah
sakit Fahd, Arab Saudi.
Seorang majikan wanita kerap
melakukan kekerasan terhadap
Sumiati. Dia menerima kekerasan
secara berkali-kali, bahkan
mengalami luka akibat setrika
panas. Luka Sumiati memang
sangat parah. "Tubuhnya
mengalami luka bakar di
beberapa titik. Kedua kakinya
nyaris lumpuh, kulit tubuh dan
kepalanya terkelupas, jari tengah
retak, alis matanya rusak. Dan
yang lebih parah, bibir bagian
atasnya hilang," kata Miea
Mirlina, petugas rumah sakit
Fahd.
Diduga, majikan wanita yang
kerap melakukan kekerasan
terhadap Sumiati. Dia menerima
kekerasan secara berkali-kali,
bahkan mengalami luka akibat
setrika panas. Sumiati tidak bisa
berbahasa Arab atau Inggris.
Mulut Sumiati mengalami luka
bekas gunting di bagian
mulutnya. Rambutnya pun
terlihat bekas dicukur secara
paksa.
******
Sri Mulyani, dia ini perempuan
Indonesia juga. Orang bersuku
Jawa juga, sama seperti Sumiati
dan Kikim Komalasari. Tapi,
Mulyani tak bekerja di Arab
Saudi. Dia bekerja sebagai
"pembantu" di Bank Dunia.
Kantornya di Amerika Serikat.
Sejak 1 Juni 2010 lalu, Mulyani
bekerja di Washington DC, AS.
Dia duduk sebagai direktur
pelaksana Bank Dunia. Gajinya
sekitar Rp 3 Miliar sebulan. Itu
belum termasuk tunjangan-
tunjangan lainnya.
Namun nasib Sumiati dan Sri
Mulyani jauh berbeda. Sumiati
mendapat siksaan dari
majikannya. Sementara
" majikan" Sri Mulyani, kita tidak
tahu apakah pernah menyiksa
dia.
Yang jelas, seandainya Sri
Mulyani disiksa, di setrika,
mulutnya digunting secara fisik,
seperti yang dialami Sumiati,
mungkin reaksi pejabat kita akan
berbeda. Bisa jadi Presiden SBY
akan datang langsung ke
Amerika sana.
Nasib Sumiati bak sudah jatuh
tertimpa tangga. Sudah disiksa di
negeri orang, tak dijenguk
kalangan pejabat, malah disebut
TKI pula. Tapi, Sri Mulyani,
perempuan Indonesia yang juga
bekerja di negeri orang, tak
pernah disebut sebagai TKI.
Bila menelisik dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia edisi
Terbaru, terbitan Pustaka
Phoenix Jakarta, istilah TKI justru
tak dikenal. Tapi defenisi "tenaga
kerja" adalah orang yang
mengerjakan suatu pekerjaan.
Nah, Sumiati disebut TKI. Kita
terbiasa menyebut TKI itu
sebagai orang Indonesia yang
bekerja di luar negeri.
Sosiolog asal Universitas
Indonesia, Imam Prasodjo,
berpandangan bahwa memang
masih ada perbedaan dalam
memandang TKI. "Sri Mulyani
juga bisa disebut sebagai TKI,
orang yang bekerja di luar
negeri, " katanya kepada
INILAH.COM, Minggu
(21/11/2010). Hanya saja, Imam
menilai lagi, penyebutan TKI ini
diperuntukkan buat kalangan
buruh saja. "Untuk kalangan
kelas rendah," ujarnya.
Tapi yang jelas, beginilah watak
kita. Secara tidak langsung,
perbedaan antara Sumiati dan
Sri Muyani itu, makin
menegaskan bahwa bangsa ini
masih mengenal sistem kasta.
[irw]
Comments
Post a Comment
silahkan berkomentar kawan !