50 Kesalahan Dalam Berlogika

1.Category Logic Error:
Kesalahan berlogika akibat salah
menerapkan kategori.
Contoh:
Banyak sarjana beranggapan
bahwa Dra adalah gelar sarjana
untuk wanita.
Padahal, gelar dibuat tidak
berdasarkan jenis kelamin,
melainkan berdasar jenis ilmu
pengetahuan. Misalnya, Sarjana
Ekonomi (SE), Sarjana Hukum
(SH),dll.
2.Usage Logic Error:
Kesalahan penggunaan sesuatu
(gelar sarjana) yang tidak pada
tempatnya.
Contoh:
Banyak undangan pernikahan
yang mencantumkan gelar
sarjana calon pengantinnya.
Padahal gelar sarjana harus
digunakan untuk kegiatan yang
ada hubungannya dengan
kegiatan ilmiah atau profesi.
Pernikahan bukanlah kegiatan
ilmiah maupun profesi.
3.Degree Logic Error:
Kesalahan berlogika di dalam
pemakaian gelar sarjana.
Contoh:
Sesudah lulus S-1, lantas
meneruskan ke jenjang S-2.
Lantas, gelar S-1 dan S-2 nya
dipakai semua. Padahal, gelar
S-2 merupakan kelanjutan dari
S-1. Seharusnya, S-2 saja yang
dipakai. Ibaratnya di militer,
kalau dari Letkol ya Kol (Kol-nya
saja yang dipakai) dan bukan
LetkolKol.
4.Knowledge Logic Error
Kesalahan berlogika karena hal
yang dibicarakan belum
diketahuinya.
Contoh:
Seorang sarjana mengatakan,
untuk apa belajar logika, toh
semua orang bisa berlogika.
Yang benar, logika dan ilmu
logika itu berbeda. Logika,
semua orang bisa. Tetapi, ilmu
logika adalah sebuah ilmu yang
harus dipelajari.Tidak semua
orang belajar ilmu logika. Tidak
semua orang mengerti ilmu
logika.
5.Profession Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak
memahami profesi seseorang.
Contoh:
Si A adalah seorang kritikus.
Hampir tiap hari menulis kritik di
koran. Lantas ada orang
mengatakan bahwa Si A itu
bisanya cuma mengritik.Ya, di
negara manapun yang namanya
kritikus tugasnya ya mengritik.
Yang namanya penyiar radio
tugasnya ya bicara saja. Yang
namanya ustadz kerjanya ya
berceramah saja.
6.Ability Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak
berdasarkan kemampuan diri
sendiri.
Contoh:
Pemerintah akan menambah
PNS baru sebanyak 300.000
orang. Padahal, untuk
membayar gaji PNS (yang sudah
dinaikkan), pemerintah utang ke
Jepang. Menggaji PNS yang ada
saja tidak mampu, kok akan
menambah 300.000 PNS baru.
7.Written Logic Error:
Kesalahan berloka hanya
berdasarkan pada tulisan.
Contoh:
Ketika Si A menulis surat
pembaca berjudul :”SBY Sang
Demokrat Sejati”, maka orang
mengira penulis tersebut
pendukung SBY. Lain kali, Si A
menulis surat pembaca berjudul
“Akhirnya SBY Ingkar Janji”,
orang menilai Si A anti-SBY,pro-
Mega atau berasal dari partai
gurem. Padahal Si A adalah
penulis independen.
8.Because Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak
melihat penyebabnya.
Contoh:
Si A adalah anggota sebuah
milis. Tiba-tiba dia menerima e-
mail yang isinya mendeskreditkan
atau mencaci maki . Si A pun
membalas. Anehnya, moderator
milis justru mengeluarkan Si A
dari keanggautaan milis.
Sedangkan Si-B yang merupakan
penyebabnya tidak dikenakan
sanksi apa-apa.
9.End Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
hanya mengatakan hasil akhirnya
saja.
Contoh:
Sebuah partai politik meng-klaim
bahwa harga BBM turun tiga kali
(75%). Padahal, sebelumnya telah
dinaikkan tiga kali (naik 333.33%).
Jadi, status sebenarnya masih
naik 333,33%-75% = 258,33%.
Namun yang digembar-
gemborkan cuma yang turun
tiga kali.
10:Dislike Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
menganggap semua pendapat
orang yang tidak disukainya
adalah salah.
Contoh:
Si A tidak suka dengan Si B.
Apapun yang ditulis atau
dikatakan Si-B adalah
merupakan tulisan atau ucapan
yang salah.
11.Like Logic Error atau
Leader Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
seseorang menyukai seseorang
sehingga semua pendapatnya
dianggap benar.
Contoh:
Para peserta pengajian atau
murid pondok pesantren
berpendapat bahwa semua
ucapan ustadz,ulama atau guru
agamanya adalah benar. Benar
100 persen. Tidak mungkin salah.
Padahal, seorang ustadz,ulama
atau guru agama adalah
manusia biasa yang ucapannya
bisa saja salah.
12.Small Logic Error:
Kesalahan berlogika di mana
mengerjakan yang kecil saja tidak
mampu, kok akan mengerjakan
yang besar.
Contoh:
Banyak capres yang punya visi
akan mengentaskan kemiskinan
dan pengangguran di Indonesia.
Padahal, mengentaskan
kemiskinan dan pengangguran di
Jakarta saja tidak mampu.
Apalagi se-Indonesia.
13.System Logic Error:
Kesalahan berlogika akibat tidak
memahami arti sebuah sistem.
Contoh:
Ada yang mengatakan
“Walaupun sistemnya baik, kalau
manusianya tidak baik, maka
hasilnyapun tidak baik”.Ini logika
yang salah. Sebab, manusia
merupakan bagian (subsystem)
dari sebuah sistem. Artinya,
sistem yang baik, termasuk juga
faktor manusia yang baik. Sistem
yang baik akan menghasilkan
hasil yang baik dan sistem yang
buruk akan menghasilkan hasil
yang buruk.
14.Definition Logic Error:
Kesalahan berlogika akibat tidak
memahami definisinya.
Contoh:
Ada yang berpendapat bahwa
Bantuan Langsung Tunai (BLT)
tidak efektif untuk mengurangi
angka kemiskinan.Ini logika yang
salah. Sebab, BLT bukan
program pengentasan
kemiskinan, melainkan
merupakan Jaring Pengaman
Sosial (JPS) yang sifatnya hanya
sementara saja.
15.God Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
beranggapan kalau sudah
mengatasnamakan Tuhan, tentu
tidak bisa disalahkan.
Contoh:
Umat Islam sering berjanji
dengan mengatakan “Insya
Allah”. Kemudian ternyata dia
ingkar dan tidak meminta maaf.
Seolah-olah ingkar janji dengan
mengatasnamakan Tuhan
merupakan perbuatan yang
tidak salah. Padahal, orang yang
ingkar janji mempunyai tiga
kewajiban. Pertama, melakukan
konfirmasi atau pemberitahuan
bahwa dia terpaksa tidak bisa
menepati janji. Kedua, harus ada
alasan yang kuat. Ketiga, tidak
mengulangi kesalahannya lagi.
16.Irrasional Logic Error
Kesalahan berlogika karena
punya anggapan yang salah.
Contoh:
Ketika dukun cilik Ponari tidak
praktek, maka para pasiennya
berbuat tidak rasional. Antara
lain, mencelupkan kartu nomor
urut ke air di dalam gelas,
kemudian meminumnya.
Sebagian lagi mengambil air
buangan dari kamar mandi
Ponari. Air di saluran yang kotor
itu diendapkan di gelas atau
botol air mineral, kemudian
diminumnya. Mereka
beranggapan semua air di rumah
Ponari bisa menyembuhkan
penyakit.
17.Breakdown Logic Error:
Kesalahan berlogika akibat tidak
mampu menjabarkan tujuan.
Contoh:
Semua gubernur/bupati/walikota
berkeinginan untuk mengatasi
kemacetan lalu lintas di
daerahnya masing-masing.
Tetapi, tidak tahu bagaimana
menjabarkan tujuan itu secara
rinci.
18.Nihil Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak
menyadari kalau yang dilakukan
tidak ada hasilnya.
Contoh:
Ketika Israel menyerang
Palestina, maka ada gerakan
yang mengajak boikot produk
Amerika. Ini merupakan gerakan
moral-politik yang positif. Tetapi,
hasilnya nihil. Sebab, Amerika
tetap tidak akan mengubah
keputusan-keputusan politiknya.
19.Objective Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
salah mengartikan tujuan.
Contoh:
Banyak orang beranggapan
bahwa tujuan kuliah adalah
mencari gelar sarjana. Padahal,
tujuan kuliah sesungguhnya yaitu
mencari,menuntut dan
memperdalam ilmu
pengetahuan.
20.Unsignificant Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
sebuah hasil yang tidak
signifikan.
Contoh:
Sebuah iklan politik di TV
mengatakan, pemerintah telah
berhasil menurunkan angka
kemiskinan. Padahal, dengan
APBN lebih dari Rp 1.000 triliun,
angka kemiskinan cuma turun
kurang dari 1 persen. Sebuah
hasil yang tidak signifikan.
21.Comparative Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
salah menggunakan basis
perbandingan.
Contoh:
Ada yang mengatakan lulusan UI
lebih berkualitas daripada
lulusan UGM.Misalanya, Si A
lulusan UI,matakuliah X
mendapat nilai 90, sedangkan Si-
B lulusan UGM di mana
matakuliah X mendapat nilai 80.
Orang menilai Si A lebih pandai
daripada Si B. Padahal, materi
kuliah Si A cuma 100 halaman,
sedangkan materi kuliah Si B 300
halaman. Seharusnya,
membandingkan sesuatu harus
berdasarkan basis yang sama.
22.Survei Logic Error:
Kesalahan berlogika karena hasil
survei dianggap 100 persen
benar.
Contoh:
Hasil survei politik menunjukkan
bahwa capres A adalah yang
paling populer. Maka para
pemilihpun terpengaruh. Diapun
akhirnya memilih Si A. Padahal,
kriteria capres berkualitas tidak
cukup dari faktor popularitas
saja, melainkan juga faktor
kepemimpinan (leadership),
prestasi yang pernah dilakukan,
moralitas, dll.
23.Personal Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
belum mengenal pribadi
seseorang.
Contoh:
Dalam kehidupan sering kita
temukan orang menilai tanpa
mengenal orang yang
bersangkutan. Misalnya, Si A
menilai Si B itu sombong, pelit,
sok pintar, dll. Padahal, kenal
saja belum.
24.Factor Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak
memperhatikan faktor yang lain.
Contoh:
Ketika harga BBM naik, maka
tarif transportasi umum juga
naik. Ketika harga BBM turun
maka pemerintah
memerintahkan tarif transportasi
umum juga turun. Artinya,
pemerintah hanya melihat naik
turunnya tarif transportasi umum
hanya dari harga BBM saja.
Padahal ketika harga BBM naik,
harga suku cadang, sembako
dan setoran naik. Ketika harga
BBM turun, harga suku
cadangan, sembako dan setoran
tidak turun
25.Appeal Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
menganggap sebuah imbauan
bisa menyelesaikan masalah.
Contoh:
Pemerintah mengimbau agar
masyarakat Indonesia
menggunakan produk dalam
negeri supaya perusahan-
perusahaan dalam negeri tidak
merugi atau bangkrut. Padahal
persoalannya tidak cukup di situ.
Kalau produk dalam negeri
berkualitas tinggi dengan harga
lebih dibandingkan produk
sejenis yang diimpor, otomatis
masyarakat akan memilih produk
dalam negeri.
26.Popular Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
beranggapan orang yang
populer itu orang yang mampu.
Contoh:
Beberapa lembaga survei politik
mengumumkan hasil survei
bahwa capres Si “A” adalah yang
paling populer. Lantas, calon
pemilih beranggapan bahwa Si
“A” pasti mampu mengelola
bangsa dan negara. Padahal,
ukuran mampu atau tidak, tidak
terletak kepada populer atau
tidak populernya seseorang,
tetapi terletak pada prestasi-
prestasi yang pernah dimiliki
capres tersebut.
27.Accurate Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak
teliti membaca sebuah kalimat.
Contoh:
Si A pernah menulis di koran.
Dia mengusulkan agar tujuh kata
perlu dituliskan di belakang kata
“Ketuhanan yang Mahasa Esa”
menjadi “Ketuhanan Yang Maha
Esa dengan Kewajiban
Melaksanakan Syariat Agama
bagi Para Pemeluknya”. Lantas Si
B mengatakan bahwa Indonesia
bukanlah Negara Islam. Si B
tidak teliti membaca kalimat,
sebab di dalam tujuh kata yang
diusulkan, tidak ada kata Islam.
Yang ada adalah kata Agama.
28.Similar Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
menganggap semuanya sama.
Contoh:
Si A memesan teralis untuk lima
jendelanya yang ukurannya
kelihatannya sama. Tukang las
datang dan hanya mengukur
satu jendela saja. Setelah selesai,
ternyata empat teralis lainnya
tidak bisa dipasang karena
terlalu besar atau terlalu kecil,
terlalu panjang atau terlalu
pendek. Ini akibat tukang las
menganggap semua jendela
ukurannya sama persis.
29.Symbolic Logic Error:
Kesalahan berlogika karena ingin
dihargai orang lain karena
memakai gelar.
Contoh:
Banyak orang Indonesia
memakai gelar sarjana atau gelar
haji dengan harapan ingin
dihargai orang lain (sebagai
status sosial). Padahal, kalau
ingin dihargai orang lain
syaratnya yaitu bertingkah laku
dan bermoral baik.
30.Analogy Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
salah menggunakan analogi atau
perbandingan.
Contoh:
Si A berpendapat bahwa semua
umat beragama di dunia ini
sebenarnya menyembah batu.
Buddha menyembah patung
Buddha Gautama, Kristen
menyembah patung Yesus,
Shinto menyembah matahari dan
Islam menyembah batu yang ada
di dalam Kaabah. Tentu itu
merupakan analogi yang salah.
Apa yang dilakukan oleh agama
Buddha, Kristen dan Shinto
adalah sebuah simbolis saja dan
dibalik simbol itu ada Yang Maha
Kuasa. Sedangkan umat Islam
shalat menghadap kiblat/Kaabah
bukan menyembah batu, tetapi
merupakan simbol persatuan,
kesatuan dan satu tujuan yang
sama, yaitu menyembah Tuhan
Yang Maha Esa.
31.Other is Me Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
menganggap keberhasilan orang
lain sebagai keberhasilan dirinya.
Contoh:
Parpol A mengklaim bahwa
swasembada beras adalah hasil
kerja kerasnya, padahal yang
benar partai B lah yang
melakukannya, sebab menteri
pertaniannya berasal dari partai
B. Pemerintah mengklaim bahwa
cadangan devisa besar karena
usahanya, padahal itu hasil kerja
keras para TKI, eksportir dan
para pelaku bisnis wisata.
32.Deficit Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
menggunakan APBN/APBD
defisit.
Contoh:
Pemerintah yang menggunakan
APBN/APBD defisit, akan
terbebani utang terus-menerus
hingga ouluhan/ratusan tahun.
Hal ini karena cara berlogika
yang salah, yaitu “APBN/APBD
disusun sesuai dengan
kebutuhan. Padahal logika yang
benar yaitu, kebutuhan harus
disusun berdasarkan
kemampuan APBN/APBD tanpa
defisit.
33.Performance Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
menilai seseorang hanya dari
penampilannya saja.
Contoh:
Si A menjalin kerja sama bisnis
dengan Si-B yang berjilbab dan
Si-C yang berpecil. Tidak ada
perjanjian tertulis. Si A
menganggap Si-B dan Si-C orang
baik-baik. Belakangan, Si A baru
sadar kalau dia ditipu oleh Si B
dan Si C.
34.Start Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
membuat perbandingan dengan
kondisi start yang tidak sama.
Contoh:
Pendukung Presiden A
mengklaim bahwa
pemberantasan korupsi di era
Presiden A jauh lebih baik
dibandingkan presiden
sebelumnya, yaitu Presiden B.
Tentu, ini merupakan
perbandingan yang tidak fair
karena di era Presiden B,
Kompisi Pemberantasan Korupsi
baru dibentuk, sedangkan di era
Presiden A komisi tersebut sudah
bisa menjalankan tugas-
tugasnya.
35.God LogicError:
Kesalahan berlogika karena
masing-masing mengklaim
pendapatnya yang paling benar,
padahal itu wewenangnya
Tuhan.
Contoh:
Ulama A berpendapat, jika
manusai mempunyai 49 persen
dosa dan 51 persen pahala,
maka dia bisa langsung masuk
sorga dan semua dosa-dosanya
akan diampuni. Sedangkan
ulama B berpendapat bahwa,
jika ada manusia punya 49
persen dosa dan 51 persen
pahala, maka dia harus masuk
neraka dulu untuk menebus
semua dosanya. Sesudah itu
baru diterima di sorga. Mana
yang benar? Hanya Tuhan yang
Maha Tahu.
36.Darwin Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak
tahu adanya link yang hilang.
Contoh:
Darwin berpendapat bahwa
manusia berasal dari kera.
Namun, Darwin tidak mampu
membuktikan teorinya
berdasarkan teori-teori biologi,
melainkan hanya berdasarkan
teori evolusi berdasarkan
penelitiannya sendiri. Fakta
menunjukkan bahwa sampai hari
ini anak kera tetap menjadi kera
dan anak manusia tetap menjadi
manusia. Yang benar, manusia
purba memang mirip kera, baik
wajah maupun bulu-bulu di
tubuhnya.
37.Scope Logic Error:
Kesalahan berlogika karena.
melihat persoalan hanya pada
lingkup tertentu saja.
Contoh:
Seorang anggota DPRRI
mengatakan bahwa kalau ada
artis jadi anggota DPRRI, itu sama
saja bunuh diri. Soalnya,
penghasilan artis jauh lebih
banyak daripada anggota dewan.
Tentu, kesalahan logikanya
hanya melihat artis yang sedang
banyak order. Bagaimana jika
yang ingin jadi anggota dewan
adalah artis yang sudah tidak
laku atau sepi order? Tentu,
penghasilan sebagai anggota
dewan jauh lebih tinggi.
38.Believe Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
berdasarkan kepercayaan saja.
Contoh:
.Si A percaya bahwa semua yang
dikatakan Si B adalah benar.
Padahal, apa yang dikatakan Si B
belum tentu benar. Swebaliknya
Si B menganggap Si A
pembohong. Padahal Si A selalu
berkata jujur
39.Specification Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak
memahami spesifikasi.
Contoh:
Si A ingin membeli komputer
Pentium 4 di Toko X. Si A
menganggap harga di Toko X
mahal. Dia kemudian ke Toko Y.
Ternyata di Toko Y harga
Pentium 4 lebih murah. Padahal,
ada perbedaan spesifikasi
komputer di Toko X dan Toko Y.
Di Toko X komputer Pentium 4
memiliki spesifikasi RAM 512 MB
dan harddisk 80 GB. Sedangkan
di Toko B memiliki spesifikasi
RAM 128 MB dan harddisk 10
GB.
40.Skill Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
merasa memiliki keahlian lain.
Contoh:
Si A adalah tukang reparasi
arloji. Suatu hari datang Si B
membawa mesin ketik manual
yang rusak. Dia tanya, apakah Si
A bisa memperbaikinya. Si A
berlogika, kalau memperbaiki
arloji yang rumit saja bisa, tentu
memperbaiki mesin ketik yang
sederhana tentu bisa. Namun,
setelah dicoba, kenyataannya Si
A tidak bisa.
41.Tricycle Motor Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
adanya anggapan yang salah.
Contoh:
Banyak yang beranggapan
bahwa sepeda motor beroda tiga
hanya boleh dikendarai oleh
orang yang cacat, misalnya cacat
kaki. padahal, semua orang
boleh saja mengendarai motor
tersebut.
42.Other Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
membanggakan orang lain.
Contoh:
Si A dalam bicaranya selalu
membanggakan orang lain.
Padahal, belum tentu orang
yang dibanggakan belum tentu
berkualitas.
43.Say Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
berbicara berdasar pendapat
orang lain.
Contoh:
Si A di dalam berdiskusi atau
berdebat selalu membawa-bawa
ucapan orang lain (ulama,
ustadz, ketua RT.RW, dan lain-
lain) dan orang-orang lain yang
dianggap berwibawa. Seolah-
olah pendapat orang lain pasti
benar. Padahal, belum tentu
pendapat orang lain benar.
44.Diabetes Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
mengira penyakit diabetes hanya
karena gula.
Contoh:
Sampai hari ini Si A beranggapan
bahwa penyakit diabetes hanya
diakibatkan oleh terlalu banyak
mengonsumsi gula. Padahal,
diabetes juga bisa terjadi karena
karena keturunan.
45.Question Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
mengajukan pertanyaan yang
tidak lengkap.
Contoh:
Rombongan mahasiswa rekreasi
ke Pantai Rida, Jawa Barat. Untuk
ke Pulau Rida, mereka harus
naik perahu. Pimpinan
rombongan bertanya, berapa
biaya ke Pulau Rida. Tukang
perahu menjawab Rp 50.000.
Merekapun berangkat. Ketika
akan pulang, tukang perahu
bilang, kalau kembali ke pantai,
biayanya Rp 100.000.
Seharusnya, pimpinan
rombongan bertanya berapa
biaya pergi-pulang.
46.Natural Resources Logic
Error
Kesalahan berlogika karena tidak
mau memprioritaskan kekayaan
alam.
Contoh:
Indonesia memiliki kekayaan
alam yang luar biasa. Sayang,
kekayaan alam berupa tambang
diserahkan ke investorasing
dengan keuntungan yang jauh
besar. Sementara itu sektor
pertanian dan maritim tidak
pernah menjadi prioritas utama
di dalam APBN. Pemerintah lebih
suka mengundang investor di
bidang industri dan manufaktur.
47.Debt Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
mengandaikan pelunasan utang
tanpa berpijak kepada realitas.
Contoh:
Ada yang berpendapat,
Indonesia akan mampu melunasi
semua utang luar maupun
dalam negeri pada 2040. Itupun
dengan asumsi pemerintahan
mendatang tidak membuat
utang lagi. Apa bisa? Tentu, tidak
ada jaminan bahwa
pemerintahan mendatang tidak
akan membuat utang lagi kecuali
harus ada undang-undangnya.
Bahkan kalau perlu UUD 1945
berlu direvisi lagi.
48.Target Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
mudah bergesernya target.
Contoh:
Pemerintah punya target, pada
2009 Indonesia bisa swasembada
kedelai. Ternyata meleset. Lantas
targetnya digeser ke 2014. Tentu
ini cara berlogika yang salah.
Yang benar, pemerintah telah
gagal merealisasikan target 2009.
49.Doctor Logic Error
Kesalahan berlogika karena
menganggap seorang dokter
tidak mungkin bisa sakit.
Contoh:
Suatu hari Si A ke seorang
dokter langganannya. Ternyata
tutup. Di pintu ada
pengumuman bahwa dokter
tidak buka praktek karena sakit.
Si A pun heran. Katanya, dokter
kok bisa sakit. Bukankah dokter
itu mengerti tentang ilmu
kesehatan dan tahu caranya
menghindari atau
menyembuhkan penyakit? Si A
lupa bahwa dokter adalah
manusia biasa yang bisa sakit.
Bahkan nabipun bisa sakit.
sumber http://
menujuhijau.blogspot.com/

Comments

Popular posts from this blog

bank plecit

primkopabri