Kisah seorang tukang batu

siang itu ditengah teriknya
matahari terlihat seorang tukang
batu yg sedang berusaha
memecah sebuah batu
besar,terlihat begitu lelah dg
keringat yg membasahi sekujur
tubuhnya. Disela istirahatnya
sambil menghela nafas ia
bergumam : 'ah,seandainya aku
adalah seorang raja pastilah tidak
akan bekerja seberat ini demi
sesuap nasi'. Tidak lama kemudian
sebelum kembali memulai lg
pekerjaannya ia terkejut karena
sekelilingnya berupa taman nan
indah,juga dirinya sudah tidak lagi
bertelanjang dada tp memakai
jubah kebesaran layaknya seorang
raja. Ternyata Tuhan mengabulkan
permintaannya menjadi seorang
raja.

Kini ia adalah seorang raja yg
memimpin sebuah negeri yg
makmur dan terdiri dari beberapa
kerajaan yg lebih kecil. Suatu hari
karena sebuah tuntutan
kenegaraan ia berniat
mengunjungi salah satu kerajaan
dari koloninya.
Ditengah
perjalanan tiba-tiba hujan lebat
menghadang disertai
badai,dikarenakan iring-iringan
kerajaan yg jg terdiri atas para
pasukan pengawal yg berjalan kaki
maka raja memutuskan untuk
singgah sejenak sampai hujan reda
baru kemudian melanjutkan
perjalanan. Namun setelah
ditunggu-tunggu ternyata hujan
tidak kunjung reda hingga hari
ketiga sang raja mulai bergumam :
'ah,lihatlah hujan ini,,ia melebihi
kuasaku atas segalanya dalam
memerintah,ia sanggup
melawanku,seandainya aku jg
seperti hujan tentu tidak ada yg
dapat menghalangiku..'

Tanpa membutuhkan waktu lama
jadilah ia hujan yg sangat lebat
disertai petir-petir yg menyambar.
Ia melihat rombongan kerajaan yg
berteduh itu seperti makhluk-
makhluk lemah yg tak bisa
berbuat apa-apa untuk
menghalanginya,semakin giranglah
dirinya dg pongah menyirami apa
saja yg ada dibawahnya hingga ia
bertemu sebuah batu yg sangat
besar dan angkuh. Ia semburkan
hujan sekuat tenaga namun tak
dpt menggoyahkan batu
tersebut,ia sambarkan petirnya
namun malah tak dpt
menjangkaunya..Dg amarah
memuncak ia berteriak 'wahai
batu,aku akan menjadi
sepertimu,,kokoh dan tidak
bergeming melawan alam,bahkan
usiamu dpt melebihi usia bumi ini
sendiri !'
. Ternyata Tuhan kembali
mengabulkan permintaanya.
Jadilah ia menjadi sebongkah batu
yg kokoh dan angkuh tanpa ada
yg bisa menandinginya hingga
hujanpun mereda,panas kembali
menyengat sang batu
tersenyum,bahkan terik matahari
malah semakin memperkokoh
tampilan dan sosoknya.

Tak seberapa lama datang seorang
tukang batu menghampirinya.
Dengan segenap peralatan
sederhana dan semangat
membuncah pantang menyerah,si
tukang batu mulai mengikisnya
perlahan tapi pasti sampai
pecahan-pecahan kecil lalu
kemudian menjualnya kepada
pengepul. Melihat kegigihan si
tukang batu dan tubuhnya yg kini
merupakan kerikil-kerikil kecil ia
menangis tersedu-sedu menyesali
tindakan dan ucapannya selama
ini.. 'ya Tuhan ampuni hambamu
ini yg tidak pernah mensyukuri apa
pun yg telah Engkau berikan,kini
hamba pasrah menjadi apapun yg
Engkau kehendaki.. Tidak lama
kemudian ia mendapati dirinya
tengah tawar menawar dg seorang
saudagar yg hendak membeli batu
hasil kerjanya untuk membangun
sebuah rumah. Dengan sumringah
si tukang batu menerima uang dari
saudagar tsb dan pulang dg hati
yg gembira.

sebuah pelajaran yg dpt dipetik adalah
betapa kita tdk pernah bisa
mensyukuri apa yg telah diberikan
dan berapa sering kita mengeluh
tentang hidup ini. Mulai hari ini
dan seterusnya cobalah untuk
bersyukur dan menjadi yg terbaik
atas apa yg kita bisa dan bekerja
tdk hanya untuk kebutuhan tubuh
tapi jg merupakan ibadah kepada-
Nya. Seringkali kita lupa bahwa
apa yg telah digariskan kpd kita
adalah yg terbaik buat
kita,keluarga,dan lingkungan kita.
Tuhan tidak pernah membuat
satupun makhluknya menderita
kecuali makhluk itu sendiri yg
merasa menderita.

Comments

Popular posts from this blog

bank plecit

primkopabri