jogja anti plecit???

TEMPO Interaktif, Yogyakarta
- Bank dan pengelola jasa
keuangan didesak membuka
gerai di pasar tradisional untuk
menghindari rentenir yang
memberikan bunga sangat tinggi
kepada peminjam yang
umumnya para pedagang kecil.
Menurut Kepala Dinas Pasar
Kota Yogyakarta Ahmad Fadli,
pihaknya membuka peluang bagi
bank dan lembaga keuangan
untuk membuka gerai di pasar-
pasar tradisional. "Kami juga
menyediakan tempat untuk bank
yang memerlukan lokasi
anjungan tunai mandiri (ATM),
kata Fadli di Yogyakarta, Senin
(22/2)
Di Pasar Beringhajo, misalnya,
terdapat beberapa bank yang
membuka gerai guna
kemudahan pelayanan simpan-
pinjam. Bank tersebut antara
lain, Bank Rakyat Indonesia,
Bank Danamon, Bank
Pembangunan Daerah, Bank
Jogja, Bank Mandiri, dan BMT
Beringarjo.
Jika bank berdekatan dengan
pedagang pasar tradisional,
menurut dia, akan mengurangi
ketergantungan pedagang
terhadap rentenir. Sebab, saat ini
manajemen keuangan dalam
berbisnis sebaiknya dikelola
secara modern dengan bank
sebagai sarana simpan-pinjam
keuangan.
"Pedagang kecil di Beringharjo
banyak yang berutang kepada
rentenir," kata M Hasyim,
pedagang jual-beli emas di Pasar
Beringharjo. Bagi pedagang
besar, kata dia, meminjam uang
ke pihak bank yang sudah
berdiri di pasar tersebut.
Rentenir atau biasa disebut plecit
yang berkeliaran di Beringharjo
lebih dari 20 orang. Mereka
memberi utang kepada dengan
bunga mencekik leher. Jika
meminjam Rp 1 juta, kata
Hasyim, setiap hari pedagang
harus mengangsur Rp 55 ribu
per hari selama 25 hari. Berarti
jika berutang Rp 1 juta pedagang
harus mengembalikan Rp 1, 375
juta.
Agus Handono, Manajer Mikro
Bank Mandiri Yoyakarta,
menyatakan target kredit mikro
di Yogyakarta pada 2010 ini
mencapai Rp 78 miliar.
Sedangkan realisasi kredit mikro
tahun lali sebesar Rp 45 miliar.
Karena para pedagang lebih
suka membayar angsuran secara
harian dan mingguan, pihak
bank juga menyesuaikan
kesanggupan para pedagang
untuk mengangsur sesuai
kesepakatan.
Untuk menghilangkan kesan
prosedur kredit di bank rumit,
pihak bank justru
menyosialisasikan jika akan
mengajukan kredit hanya cukup
memverifikasikan keanggotaan di
pasar yang ditempati. "Yang
penting jelas identitasnya dan
jenis perdagangan apa yang
dilakukan, maka sudah bisa
mengambil kredit," ucapnya.
Bank Mandiri menyediakan
layanan pembiayan usaha mikro
di Yogyakarta sebanyak 13 unit
dan 5 kantor fungsional Mandiri
Mitra Usaha. Untuk layanan di
pasar tradisional akan ditambah
sebanyak 8 unit untuk daerah
Imogiri, Piyungan, Srandakan
yang masuk wilayah Bantul, serta
Gamping dan Godean yang
masuk wilayah Sleman.
Untuk pelayanan, para pegawai
bank yang biasanya necis dan
berdasi, cukup menggunakan
kaus saat bertugas di pasar asal
rapi serta murah senyum.
Menurut Budi J Siahaan, Senior
Vice Prsident Regional VII Bank
Mandiri Semarang, penyaluran
kredit di Yogyakarta dan Jawa
Tengah pada triwulan ketiga
2009 sebesar Rp 504 miliar untuk
23 ribu usaha mikro. "Kami
mendukung program
pemerintah untuk memajukan
usaha mikro dan menengah,"
ujar dia.
Di Pasar Beringharjo terdapat
5.700 pedagang. Sedangkan
untuk sekota Yogyakarta,
pedaganga yang terdaftar
sebanyak 15 ribu yang sebagian
tersebar di pasar-pasar
tradisional.
Wali Kota Yogyakarta Herry
Zudianto menekankan
manajemen pedagang pasar
tradisional supaya dikelola secara
modern dan menghindari
rentenir. Selain itu para
pedagang supaya jujur dan tidak
"nuthuk" harga kepada pembeli.
"Prinsipnya, pasare resik, atine
becik, rejekine apik (pasarnya
bersih, hatinya baik, rezekinya
bagus)," kata dia.

Comments

Popular posts from this blog

bank plecit

primkopabri